Akhir-akhir ini Indonesia dikejutkan dengan beberapa
produk mobil baru yang dipasarkan di dalam negeri. Pasalnya mobil yang baru
dipasarkan di Indonesia ini adalah mobil low cost green car (LCGC) atau mobil
murah dengan kisaran harga 70 juta – 110 juta. Mobil ini rencananya
diperuntukan untuk kalangan menengah ke bawah yang ingin memiliki mobil. Masuknya
mobil murah ini banyak menimbulkan pro kontra di masyarakat, banyak yang
menilai dengan adanya mobil murah ini hanya akan menimbulkan masalah yang
berkepanjangan. Mobil murah ini diperkirakan akan banyak dibeli oleh
orang-orang yang berdomisili dan bekerja di kota besar, salah satunya Jakarta.
Seperti yang kita tahu banyak sekali masalah transportasi yang belum
terselesaikan di Jakarta seperti kemacetan, sarana infrastruktur yang belum
memadai sampai masalah kelangkaan bbm. Dengan adanya mobil murah dikhawatirkan
malah akan memperparah kemacetan yang terjadi di Jakarta karena banyak
masyarakat di Jakarta yang akan membeli mobil murah ini. Lama kelamaan transportasi
massal yang ada akan semakin kosong karena tidak ada yang menggunakannya
padahal pemerintah sedang berusaha untuk memperbaiki transportasi massal agar
lebih nyaman sehingga masyarakat dapat beralih dari mobil pribadi ke
transportasi massal guna mengurangi kepadatan dan kemacetan di jalan raya.
Belum lagi masalah kelangkaan bbm yang akan terjadi, pemerintah menargetkan
pertumbuhan otomotif khususnya LCGC bisa mencapai 600.000 unit setiap tahun.
Jika hal ini terjadi maka dengan adanya mobil murah ini akan memakan bbm yang
lebih tinggi sehingga menyebabkan kelangkaan bbm. Jika sebelumnya disebutkan
jika mobil murah diperuntukan untuk kalangan menengah ke bawah lain halnya
dengan kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia mampu membeli mobil. Sehingga
mobil murah ini terkesan salah sasaran karena tetap saja yang mampu membeli
mobil murah ini hanya kalangan menengah ke atas. Padahal jika transportasi massal
benar-benar diperbaiki maka lebih baik untuk memakai transportasi massal karena
lebih nyaman dan juga murah. Selain semua kekurangan dari kebijakan mobil murah
ini, pemerintah berpendapat bahwa mobil murah ini tetap membawa hal positif
terhadap perekonomian negara. Mobil murah ini rencananya akan diekspor ke
berbagai negara sehingga bisa menambah devisa negara dan memperbaiki
perekonomian Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar