Sabtu, 27 Desember 2014

Analisis Jurnal Bahasa Inggris

ABSTRACT

Bank has an important role in economy, due to the main function of bank as an intermediary institution between the surplus of fund side and the lack of fund side. Bank is one of the financial institutions trusted by the people to manage their funds. The soundness of a bank, therefore, become an important factor to measure bank’s performance that can be useful for the stakeholders including owners, management of the bank, the public using the services of the bank, and Bank Indonesia as the bank supervisory authority.
Previous research found that there were relationships among the soundness of banks, managerial discretion, and market response. However, it seems that complementary research according to this topic is still needed because there is an area which is not covered yet. The relationships among the soundness of banks, managerial discretion, and market response will be investigated further in term of the possibility of the existence of the soundness of banks impact towards market response (either directly or indirectly through the existence of managerial discretion). Further, this research use path analysis as the pattern of data analysis.
Eight financial ratios were used in this research. The results show only Classified Earnings Assets to Earnings Assets and managerial discretion (Discretionary Accruals) has a direct impact towards market response (Earnings Response Coefficients). An indirect impact of banks soundness towards market response only occurred in a relationship between Capital Adequacy Ratio (CAR), Established Allowance to Compulsory Allowance (EALL to CALL), and Return on Equity (ROE) with Earnings Response Coefficients partially.

Keywords: CAELS Ratios, Discretionary Accruals, Earnings Response Coefficients, Path Analysis

Judul
MARKET RESPONSE WITH RESPECT TO THE SOUNDNESS OF BANKS AND MANAGERIAL DISCRETION: AN EMPIRICAL INVESTIGATION OF INDONESIAN BANKING SECTOR
Paramita Raditya, Putri Basuki ( Universitas Airlangga )
Jurnal SNA 15 yang diselenggarakan tanggal 20-23 September 2012 di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Analisis

1.1       Masalah yang dibahas

1.      Apakah rasio modal (capital adequacy ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
2.      Apakah setiap rasio kualitas aset (dalam hal classified earning assets to earning assets ratio, dan established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio) berpengaruh terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
3.      Apakah setiap rasio laba (dalam hal return on asset, return on equity, and operating ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
4.      Apakah rasio likuiditas (dalam hal loan to deposits ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
5.      Apakah rasio sensitivitas terhadap risiko pasar (interest sensitivity ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
6.      Apakah akrual diskresioner berdampak terhadap koefisien respon laba?
7.      Apakah masing-masing rasio CAELS (capital adequency ratio, classified earning assets to earning assets ratio, established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio, return on asset, return on equity, operating ratio, loan to deposits) berdampak terhadap koefisien respon laba melalui akrual diskresioner?

1.2       Objek penelitian

a.       Populasi dan Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2005-2008. Dengan kriteria sebagai berikut, sasaran populasi yang dapat dipertimbangkan:
1.      Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai 2008.
2.      Perusahaan memiliki data lengkap sesuai kebutuhan.
3.      Perusahaan tidak melaksanakan merger atau aksi korporasi lainnya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka dihasilkan 17 perusahaan perbankan yang termasuk ke dalam kriteria, dan ke-17 perusahaan perbankan ini diambil sebagai sampel. Sejak masa penelitian melalui empat tahun, maka, akan ada 68 pengamatan dalam penelitian ini. Periode penelitian ditentukan seperti di atas untuk sampai ke dasar regulasi yang sama sesuai kualitas aset dan peringkat komersial bank.
b.      Gambaran umum bank yang akan dijadikan sampel
Jumlah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per Desember 2008 adalah 28 bank. Berdasarkan kriteria dengan metode sampling maka, bank yang termasuk kriteria untuk dijadikan sampel berjumlah 17 bank. 17 bank tersebut tersaji dalam tabel 1:
Tabel 1: Daftar Sampel
No.
Nama Bank
Kode
1.
Bank Bumiputera
BABP
2.
Bank Central Asia
BBCA
3.
Bank Danamon
BDMN
4.
Bank Eksekutif Internasional
BEKS
5.
Bank Internasional Indonesia
BNII
6.
Bank Kesawan
BKSW
7.
Bank Mandiri
BMRI
8.
Bank Mayapada
MAYA
9.
Bank Mega
MEGA
10.
Bank Nasional Indonesia
BBNI
11.
Bank OCBC NISP
NISP
12.
Bank Nusantara Parahyangan
BBNP
13.
Bank Permata
BNLI
14.
Bank Pan Indonesia
PNBN
15.
Bank Rakyat Indonesia
BBRI
16.
Bank Swadesi
BSWD
17.
Bank Victoria Internasional
BVIC
     Source: Appendix

1.3       Variabel

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah respon pasar yang sedang diukur menggunakan  Koefisien Respon Laba (ERC). Untuk menghitung ERC, penelitian ini mengacu pada Kartikasari dan Setiawan (2008) yang menggunakan Firm Specific Coefficient Methodology (FSCM) pendekatan model pasar-harian yang disesuaikan. Dengan model itu, ERC jelas menggambarkan beta regresi antara Cumulative abnormal return (CAR) dan Unexpected Earnings (UE). Karena penelitian ini menggunakan studi peristiwa dalam pengumuman laba melalui penerbitan laporan keuangan tahunan, maka, jendela acara perlu ditentukan. Penelitian ini menggunakan 11 hari sebagai jendela acara, dengan demikian, CAR akan menjadi hasil abnormal return kumulatif dari t-5 hari sampai t + 5 sejak tanggal penerbitan laporan keuangan tahunan. Menurut model pasar-harian yang disesuaikan, perhitungan keuntungan yang diharapkan adalah sama dengan perhitungan pengembalian pasar. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah indikator tingkat kesehatan bank yang diukur dengan rasio CAELS. Untuk memilih dan menghitung rasio ini, penelitian ini mengacu pada Surat Edaran Nomor 6/23 / DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang rating bank komersial dan Setiawati dan Na'im (2001).

1.4       Data

a.       Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari sumber-sumber berikut:
1.      Dalam menghitung rasio CAELS dan akrual diskresioner, laporan keuangan masing-masing perusahaan yang digunakan.
2.      Dalam menghitung ERC, harga penutupan saham masing-masing perusahaan, indeks komposit, dan tanggal penerbitan laporan keuangan perusahaan yang digunakan.
Semua data yang dikumpulkan dari direktori Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan website masing-masing perusahaan. Data dikumpulkan dengan membuat kutipan dan menduplikasi kembali data dari sumber-sumber termasuk peraturan Bank Indonesia, gambaran umum bank dan laporan keuangan bank.
b.      Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
H1: Rasio Modal (capital adequacy ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H2a: Asset quality ratio/rasio kualitas aset (classified earning assets to earning assets ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H2b: Asset quality ratio/rasio kualitas aset (established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H3a: Earnings ratio/rasio laba (return on asset) berpengaruh terhadap akrual diskresioner.
H3b: Earnings ratio/Rasio laba (return on equity) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner. H3c: Earning ratio/rasio laba (operating ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H4: Liquidity ratio/rasio likuiditas (loan to deposits ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H5: Sensitivity to market risk ratio/rasio terhadap sensitivitas risiko pasar (interest sensitivity ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H6: Rasio Modal (capital adequacy ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H7a: Asset quality ratio/rasio kualitas aset (classified earning assets to earning assets ratio)  memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H7b: Asset quality ratio/rasio kualitas aset (established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H8a: Earnings ratio/rasio laba (return on asset) berpengaruh terhadap koefisien respon laba.
H8b: Earnings ratio/rasio laba (return on equity) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H8c: Earnings ratio/rasio laba (operating ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H9: Liquidity ratio/rasio likuiditas (loan to deposits ratio) terhadap koefisien respon laba.
H10: Sensitivity to market risk ratio/rasio terhadap sensitivitas risiko pasar (interest sensitivity ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H11: Akrual diskresioner memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H12a: Capital adequacy ratio memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12b: Classified earning assets to earning assets ratio memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12c: Established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12d: Return on asset berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12e: Return on equity berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12f: Operating rasio berdampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12g: Loan to deposit ratio berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12h: rasio sensitivitas bunga memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.

1.5       Tabel Operasional
a.       Perhitungan Koefisien respon laba (ERC)
Variabel
Indikator
1. Perhitungan CAR
Cumulative abnormal return adalah perbedaan kumulatif pengembalian aktual dengan return yang diharapkan (pengembalian pasar) selama event window. Dengan demikian, perhitungan adalah sebagai berikut:
Actual Return
Expected Return
Abnormal Return

2. Perhitungan UE
Penghasilan tak terduga adalah perbedaan antara laba aktual dengan laba yang diharapkan. Dengan asumsi bahwa investor mengharapkan laba berdasarkan laba pada periode sebelumnya

3. Perhitungan ERC
Sebagaimana dinyatakan di atas, ERC adalah koefisien beta regresi antara  dan UEi,t
Regresi ERC
Total akrual terdiri dari bagian non-discretionary dan discretionary, maka, dapat dinyatakan dalam matematika:
ALLit = NALLit + DALLit
Dimana:
ALLit = total akrual dari perusahaan i pada periode t (total allowance for losses on earnings assets)
NALLit = non-discretionary akrual dari perusahaan i pada periode t (non-discretionary portion of total allowance)
DALLit = discretionary akrual dari perusahaan i pada periode t (discretionary portion of total allowance)
Kemudian, regresi antara total akrual dengan variabel penjelas (sumber risiko) diperlukan karena NALL tidak dapat langsung diamati (untuk menemukan NALL, maka, koefisien pasangan dari regresi total akrual dengan variabel penjelas akan digunakan dalam persamaan
ALLit = γ0 + γ1COit + γ2LOANit + γ3NPAit + γ4 NPAit+1 + zit
(zit = DALLit+ uit)
Sebagaimana dinyatakan, karena NALL tidak dapat langsung diamati, maka, NALL dihitung dengan menggunakan kedua koefisien regresi di atas yang dipasangkan, perhitungan matematis sebagai berikut:
NALLit = γ0’ + γ1’COit + γ2’LOANit + γ3’NPAit + γ4’   NPAit+1
Akhirnya, akrual diskresioner hanya perbedaan antara total akrual dengan akrual non-diskresioner dengan perhitungan matematis sebagai berikut:
DALLit = ALLit – NALLit

1.6       Analisis Data

a.       Model analisis
Karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara tingkat kesehatan bank (diwakili oleh rasio CAELS) dan respon pasar (diwakili oleh koefisien respon laba) baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui keberadaan manajerial kebijaksanaan dalam menetapkan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang diwakili oleh akrual diskresioner), maka, analisis jalur akan digunakan sebagai pola analisis data.
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, prosedur pertama yang harus dilakukan dalam melakukan analisis jalur adalah untuk memastikan bahwa asumsi dalam model jalan sudah dipenuhi. Pada dasarnya, hasil uji asumsi yang sesuai dengan persyaratan, dapat dilihat dalam lampiran. Setelah selesai dengan uji asumsi, analisis jalur dan pengujian hipotesis dapat dilakukan.

b.      Pengujian Hipotesis
Ada dua kelompok hipotesis yang akan diuji dalam bagian ini. Kelompok pertama terdiri dari hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak langsung dari:
1.      Setiap rasio CAELS terhadap akrual diskresioner (yang disebut hipotesis 1 hipotesis 5)
2.      Setiap rasio CAELS dan akrual diskresioner terhadap koefisien respon laba (yang disebut hipotesis 6 hipotesis 11)
Kelompok kedua terdiri dari hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak tidak langsung dari masing-masing rasio CAELS terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner (yang disebut hipotesis 12a untuk hipotesis 12h)
Berdasarkan ringkasan hasil tentang analisis jalur di atas, maka, hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1.      Hipotesis dari keberadaan dampak langsung dari masing-masing rasio CAELS terhadap akrual diskresioner (disebut hipotesis 1 hipotesis 5).
Mengacu pada tabel 2 di bawah ini, CAR, EALL to CALL, dan ROE diterima karena variabel masing-masing memiliki nilai signifikansi di bawah α = 5%, sedangkan CEA to EA, ROA, OR, LDR, dan ISR ditolak karena masing-masing memiliki nilai signifikansi di atas α = 5%. Ini berarti hanya CAR, EALL to CALL, dan ROE yang memiliki dampak terhadap akrual diskresioner sementara CEA to EA, ROA, OR, LDR, dan ISR tidak memiliki dampak

Tabel 2: Hasil Pengujian (Substruktur Pertama)

Paths
Path Coefficients
Significance Value
CAR (X1) àDA (Y)
0.308
0.001
CEA to EA (X2) àDA (Y)
0.040
0.615
EALL to CALL (X3)àDA (Y)
0.282
0.002
ROA (X4) à DA (Y)
0.110
0.203
ROE (X5) àDA (Y)
0.513
0.000
OR (X6) àDA (Y)
0.072
0.458
LDR (X7) àDA (Y)
-0.068
0.413
ISR (X8) àDA (Y)
0.023
0.783

2.      Hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak langsung dari masing-masing CAELS rasio dan akrual diskresioner terhadap koefisien respon laba (yang disebut hipotesis 6 hipotesis 11).

Tabel 3: Hasil Pengujian (Substruktur Kedua)
Paths
Path Coefficients
Significance Value
CAR (X1)àERC (Z)
0.150
0.238
CEA to EA (X2)àERC (Z)
-0.271
0.012
EALL to CALL (X3)àERC (Z)
0.132
0.288
ROA (X4)àERC (Z)
-0.106
0.359
ROE (X5)à ERC (Z)
-0.132
0.411
OR (X6)àERC (Z)
-0.125
0.333
LDR (X7)à ERC (Z)
0.139
0.214
ISR (X8)àERC (Z)
0.065
0.557
DA (Y) àERC (Z)
-0.516
0.004

Mengacu pada tabel 3, hanya CEA to EA dan DA yang diterima karena masing-masing memiliki nilai signifikansi di bawah α = 5%, sedangkan CAR, EALL to CALL, ROA, ROE, OR, LDR, dan ISR ditolak, karena nilai signifikansi masing-masing di atas α = 5%, maka, itu berarti hanya CEA to EA dan DA yang memiliki dampak terhadap koefisien respon laba sementara CAR, EALL to CALL, ROA, ROE, OR, LDR, dan ISR tidak memiliki dampak.
3.      Hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak tidak langsung dari masing-masing rasio CAELS terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner (yang disebut hipotesis 12a untuk hipotesis 12h)
Seperti yang dinyatakan sebelumnya untuk menyelidiki keberadaan dampak tidak langsung antara masing-masing rasio CAELS terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner, kemudian, perbandingan antara dampak langsung (ρzixi) dan dampak tidak langsung (ρyxi x ρziyi) yang diperlukan.

Table 4: The Comparison between Direct and Indirect Relationship
Variables
Direct
relationship (ρzixi)
Indirect relationship


yxi x ρziyi )
CAR (X1)
0.150
-0.159
CEA to EA (X2)
-0.271
-0.021
EALL to CALL (X3)
0.132
-0.145
ROA (X4)
-0.106
-0.057
ROE (X5)
-0.132
-0.264
OR (X6)
-0.125
-0.037
LDR (X7)
0.139
0.035
ISR (X8)
0.065
-0.012

Mengacu pada tabel 4,  hanya Ho hipotesis 12a, c, dan e yang ditolak, oleh karena itu, Ha hipotesis yang diterima hanya CAR, EALL to CALL, dan ROE masing-masing memiliki dampak langsung terhadap koefisien respon laba yang lebih besar. Karena setiap dampak langsung dari CEA ke EA, ROA, OR, LDR, dan ISR terhadap ERC lebih besar dari dampak tidak langsung, maka, Ho hipotesis 12b, d, f, g, h diterima, oleh karena itu, Ha hipotesis tersebut ditolak. Ini berarti hanya CAR, EALL to CALL, dan ROE yang memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner sedangkan CEA ke EA, ROA, OR, LDR, dan ISR tidak memiliki dampak.
c.       Model Validitas
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, setelah pengujian hipotesis, maka, nyatakan dalam model validitas.
Dua indikator model validitas adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil di atas ringkasan analisis jalur dan mengacu pada lampiran lengkap, maka, persamaan kedua substruktur adalah sebagai berikut:

Persamaan substruktur pertama:
Y = ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ρyx3 x3 + ρyx4 x4 + ρyx5 x5 + ρyx6 x6 + ρyx7 x7 + ρyx8 x8+ ρye1
R2 = 0.638 ;
Maka, persamaan lengkapnya:
Y = 0.308 X1  + 0.040 X2  + 0.282 X3  + 0.110 X4  + 0.513 X5  + 0.072 X6 - 0.068 X7  + 0.023 X8 + 0.602

Persamaan substruktur kedua:           
Z = ρzx1  x1  + ρzx2  x2  + ρzx3  x3  + ρzx4  x4 + ρzx5  x5  + ρzx6  x6  + ρz7  x7 + ρzx8  x8 + ρzy y + ρze2
R2 = 0.373 ;
Maka, persamaan lengkapnya:
Z = 0.150 X1 - 0.271 X2 + 0.132 X3 - 0.106 X4 - 0.132 X5 – 0.125 X6 + 0.139 X7 + 0.065 X8 - 0.516 Y + 0.792
Koefisien determinasi keseluruhan menunjukkan total varian yang dapat dijelaskan melalui model yang ditetapkan. Rumus untuk menentukan total varian adalah:
R2m = 1 – (Pe12xPe22)
Dengan demikian, koefisien determinasi total dapat dihitung sebagai berikut:
R2m     = 1 – (Pe12xPe22)
= 1 – (0.602 2x0.792 2) = 0.773
Koefisien Total nilai determinasi menginformasikan bahwa total varian yang dapat dijelaskan melalui model adalah 77,3%. Dengan kata lain, model mengandung 77,3% dari informasi sedangkan 22,7% dari informasi tersebut adalah variabel lain (yang tidak ada dalam model) dan error.
2.      Teori pemangkasan (Trimming Theory)
Berdasarkan teori pemangkasan, jalur yang signifikan menegaskan bahwa model yang didukung oleh data empiris sebagai hasil penelitian dapat diketahui. Mengacu pada hasil pengujian hipotesis, maka, jalan yang signifikan merujuk pada masing-masing dampak tidak langsung dari CAR, EALL to CALL, dan ROE terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.

1.7       Kesimpulan

1.      Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya dampak kesehatan bank terhadap respon pasar (baik secara langsung atau tidak langsung melalui keberadaan kebijaksanaan manajerial dalam membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif) menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2005-2008 sebagai sampel. Koefisien determinasi total 77,3%; itu berarti menginformasikan bahwa total varian yang dapat dijelaskan melalui model adalah 77,3%, dan sisanya disebut variabel lain (yang tidak ada dalam model) dan error.

2.      Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a.         Dampak langsung terhadap akrual diskresioner:
Hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Established Allowance for Earnings Asset Losses to Compulsory Allowance for Earnings Asset Losses (EALL to CALL), dan Return on Equity (ROE) yang memiliki dampak langsung terhadap akrual diskresioner. Masing-masing dari mereka memiliki hubungan yang positif dengan akrual diskresioner. Untuk variabel lain; Classified Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA), Return on Assets (ROA) dan Operating Ratio (OR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Interest Sensitivity Ratio (ISR) tidak mempunyai dampak langsung terhadap akrual diskresioner.
b.         Dampak langsung terhadap koefisien respon laba:
Hanya Classified Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA) dan Discretionary Accruals (DA) yang memiliki dampak langsung terhadap koefisien respon laba. Masing-masing dari mereka memiliki hubungan negatif dengan koefisien respon laba. Untuk variabel lain; Capital Adequacy Ratio (CAR), Established Allowance for Earnings Asset Losses to Compulsory Allowance for Earnings Asset Losses (EALL to CALL), Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), and Operating Ratio (OR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Interest Sensitivity Ratio (ISR) tidak berdampak terhadap koefisien respon laba.
c.         Dampak tidak langsung terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner:
Hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Established Allowance for Earnings Asset Losses to Compulsory Allowance for Earnings Asset Losses (EALL to CALL), dan Return on Equity (ROE) yang berdampak langsung terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner. Masing-masing dari mereka memiliki hubungan negatif dengan koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner. Untuk variabel lain; Classified Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA), Return on Assets (ROA) and Operating Ratio (OR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Interest Sensitivity Ratio (ISR) tidak memiliki dampak langsung terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner

1.8       Judul Skripsi
            Berdasarkan analisis jurnal yang telah saya buat maka saya berencana untuk mengambil judul skripsi dengan tema yang sama tetapi dengan judul yang berbeda. Akrual discresioner merupakan salah satu rasio yang digunakan pada manajerial diskresioner. Akrual discresioner adalah salah satu metode yang digunakan manajemen dalam manajemen laba. Oleh karena itu rencana skripsi yang akan saya buat akan mengangkat tema mengenai manajemen laba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar