Rabu, 31 Desember 2014

Tulisan Audit Sistem Informasi


Pengertian Audit Sistem Informasi
Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah :
” Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”.
“Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”.

Jenis Audit IT
1.      Sistem dan aplikasi.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.
2.      Fasilitas pemrosesan informasi.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.
3.      Pengembangan sistem.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.
4.      Arsitektur perusahaan dan manajemen TI.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.
5.      Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet.
Suatu audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.




Alasan dilakukannya Audit IT
Ron Webber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, monash University, dalam salah satu bukunya Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa Audit IT perlu dilakukan, antara lain:
1.      Kerugian akibat kehilangan data.
2.      Kesalahan dalam pengambilan keputusan.
3.      Resiko kebocoran data.
4.      Penyalahgunaan komputer.
5.      Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan.
6.      Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer.

Manfaat Audit IT
a.       Manfaat pada saat Implementasi (Pre-Implementation Review)
1.      Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance criteria.
2.      Mengetahui apakah pemakai telah siap menggunakan sistem tersebut.
3.      Mengetahui apakah outcome sesuai dengan harapan manajemen.
b.      Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation Review)
1.      Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya.
2.      Masukan-masukan tersebut dimasukkan dalam agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis, dan anggaran pada periode berikutnya.
3.      Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana anggaran di masa mendatang.
4.      Memberikan reasonable assurance bahwa sistem informasi telah sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan.
5.      Membantu memastikan bahwa jejak pemeriksaan (audit trail) telah diaktifkan dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor maupun pihak lain yang berwewenang melakukan pemeriksaan.
6.      Membantu dalam penilaian apakah initial proposed values telah terealisasi dan saran tindak lanjutnya.

Metodologi Audit IT.
Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit IT tidak berbeda dengan audit pada umumnya, sebagai berikut :

Tahapan Perencanaan.
Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakukan agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa agar pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien.
Mengidentifikasikan resiko dan kendali.
Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik.
Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti.
Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi.
Mendokumentasikan.
Mengumpulkan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan auditee.
Menyusun laporan.
Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan.

Alasan dilakukannya Audit IT.
Ron Webber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, monash University, dalam salah satu bukunya Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa Audit IT perlu dilakukan, antara lain:
Kerugian akibat kehilangan data.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Resiko kebocoran data.
Penyalahgunaan komputer.
Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan.
Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
Resiko kecurangan
auditing yang diterima umum mengharuskan auditor untuk menilai resiko kesalahan pernyataan material sampai kecurangan. Ketika auditor mempertimbangkan resiko bawaan dan resiko pengendalian, auditor juga harus mempertimbangkan resiko kecurangan. Auditor biasanya mempertimbangkan resiko kesalahan pernyataan material dengan membagi dua tipe kecurangan: kecurangan laporan keuangan dan penyalahgunaan asset. Segitiga kecurangan yang menggambarkan aspek umum dari seluruh kecurangan, yaitu:
1.      Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
2.      Insentive atau tekanan
3.      Kemampuan untuk merasionalisasi kecurangan menjadi konsisten dengan nilai kepantasan internal.
Pada tahap awal audit, tim audit menyewa dalam sesi brainstorming untuk memastikan setiap orang dalam tim audit menyadari faktor-faktor potensi resiko yang dapat meningkatkan resiko kecurangan. Contoh umum kecurangan laporan keuangan mengakibatkan penadapatan yang lebih besar dari sebenarnya. Pertama, kecurangan laporan keuangan biasanya mengakibatkan beberapa level manajemen mengesampingkan pengendalian internal (pengendalian resiko) yang memperbolehkan kesempatan untuk manajer akuntansi salah menyatakan pendapatan. Kedua, hal itu biasanya mengakibatkan dorongan dalam bonus atau tekanan yang signifikan dari menajer senior untuk terget pendapatan (resiko bawaan).
Sama halnya, penyalahgunakan asset menyebabkan faktor kecurangan umum yang sama. Biasanya penyahgunaan asset berhubungan dengan kesempatan yang diciptakan oleh pemisahan kemiskinan dari kewajiban dan kemiskinan atau pengendalian internal yang tidak efektif (resiko pengendalian tinggi).

Mengembangkan strategi audit pendahuluan
Auditor kadang membuat keputusan pendahuluan tentang komponen model resiko audit dan mengembangkan strategi pendahhuluan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Audit sekarang ini, auditor mengawali audit dengan pengalaman sebelumnya pada suatu entitas. Setelah memperbaharui pengetahuan perubahan dalam entitas dan lingkungan, dan menjalankan sedikit prosedur rencana audit awal, auditor mungkin harus memulai untuk mengembangkan harapan apakah pengendalian internal melanjutkan untuk berfungsi sesuai diharapkan, dan apakah faktor lain tetap yang mengkun mengindikasikan potensi kesalahan pelaporan. Auditor kadang mengembangkan strategi audit awal untuk mengaudit asersi.

Memahami pengendalian internal
Auditor diharuskan mendapatkan pemahaman sistem entitas dari pengendalian internal di setiap audit. Auditor menggunakan pemahaman ini untuk:
1.      Mengidentifikasi jenis-jenis potensi kesalahan pelaporan.
2.      Mempertimbangan faktor-faktor efek resiko meterialitas kesalahan pelaporan.
3.      Mendesain bawaan, pemilihan waktu dan luasnya prosedur audit lanjutan.
Pertama, auditor menggunakan pemahaman pengendalian internal untuk mengidentifikasi tipe potensi kesalahan pelaporan yang mungkin terjadi. Contohnya, meninjau sistem pendapatan gereja yang memberikan kontribusi kas yang signifikan. Bawaan penerimaan entitas menciptakan urusan diatas kelengkapan penerimaan. Kedua, auditor biasanya paham bagaimana sistem pengendalian internal akan mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, potensi kesalahan pelaporan untuk asersi tiap laporan keuangan. Sistem yang kuat dari pengendalian internal mengurangi potensial kesalahan pelaporan laporan keuangan.
Terakhir, auditor menggunakan pemanaman sistem pengendalian internal untuk mendesain prosedur audit lanjutan untuk mengumpulkan bukti. Contohnya, dokumentasi atau jejak audit elektronik adalah bagian pengendalian internal. Ini penting untuk memahami sitem ini guna mengidentifikasi bukti yang tepat untuk menguji asersi laporan keuangan.

Hubungan faktor resiko dengan potensi kesalahan pelaporan laporan keuangan
Awalnya, auditor harus menghubungkan faktor resiko yang teridentifikasi selama menalankan prosedur penaksiran resiko yang berpotensi pada kesalahan pelaporan pada laporan keuangan. Contohnya, auditor harus memahami apakah kesalahan pelaporan seperti pada penualan dan penerimaan, atau inventori, atau pada akuntasi untuk harta tetap. Auditor juga harus memahami apakah faktor, seperti kelemahan sistem pengendalian internal, apakah masa sekarang akan memberikan efek pada laporan keuangan.

Menentukan Besarnya Potensi Kesalahan
Ketika menaksir resiko bawaan dan pengendalian pada suatu audit klien, auditor harus menentukan besarnya potensi kesalahan yang dihubungkan pada faktor-faktor resiko. Contohnya dalam bisnis untuk mengimplementasi sistem pengendalian internal digunakan pertimbangan biaya dan manfaat dan dalam dunia bisnis beranggapan biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian kesalahan kecil lebih besar dari manfaatnya. Auditor perlu membedakan antara faktor resiko yang dihubugkan dengan kesalahan yang berpotensi dapat di agregasi kepada jumlah yang material. Contohnya sama seperti persoalan pengakuan pendapatan akan mempunyai pengaruh potensi yang besar kepada laporan keuangan daripada biaya dibayar dimuka. Selanjutnya, penilaian inventori lebih signifikan perusahaan kertas daripada hotel/bank.

Menentukan Kemungkinan Kesalahan Material
Disamping memeriksa besarnya resiko potensial, auditor juga butuh menentukan kemungkinan resiko itu akan menghasilkan kesalahan material pada laporan keuangan. Adalah tugas auditor untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang dihubungkan dengan resiko bawaan yang tinggi dimana kemungkinan kesalahan material dapat dikurangi oleh system pengendalian internal klien. Dalam membuat penaksiran ini auditor terdiri dari resiko bawaan dan resiko pengendalian. Contohnya perusahaan konstruksi mungkin memiliki resiko bawaan yang tinggi sampai kompleksitas estimasi kontrak konstruksi jangka panjang. Beberapa perusahaan konsturksi ukuran sedang juga memiliki pengendalian internal yang lemah. Hasilnya auditor membutuhkan untuk mendesain kecukupan dan kemampuan prosedur audit untuk mrndeteksi kesalahan material.

Menentukan Tingkat Signifikansi Resiko Bawaan
Dalam GAAS auditor harus menentukan mana yang diidentifikasi sebagai resiko dalam pernyataan auditor, signifikan resiko bawaan yang membutuhkan pertimbangan pemeriksaan special. Dalam fase audit selanjutnya, tanggapan dalam penaksiran audit, auditor mengharuskan untuk memberikan perhatian kepada fakta yang beresiko diidentifikasi ebagai resiko bawaaan yang signifikan. Dalam megidentifikasi resiko bawaan signifikan auditor mempertimbangkan masalah-masalah seperti:
·         Apakah resiko itu adalah resiko kecurangan. Contohnya: resiko bawaan signifikan mugkin diindikasi jika auditor merasakan 3 elemen triangle fraud terjadi.
·         Apakah resiko itu berhubungan dengan kejadian ekonomi di masa sekarang, akuntansi atau perkembangan lain yang membutuhkan perhatian spesial.
·         Kompleksitas transaksi yang dapat memberikan kenaikan resiko.
·         Apakah resiko meliputi transaksi signifikan dihubungkan dengan bagian-bagian.
·         Tingkat subjektifitas dalam pengukuran informasi keuangan dihubungkan dengan resiko.
·         Apakah resiko meliputi transaksi non rutin yang signifikan transaksi non rutin adalah transaksi yang tidak biasa, dapat dilihat dari ukuran/besarnya dan kebiasaan dan jarang terjadi.
·         Apakah resiko meliputi masalah keputusan.
·         Resiko bisnis signifikan seringkali adalah resiko bawaan signifikan.

Waktu Pengujian Audit
Auditor kadang memilih memodifikasi waktu pengujian audit dengan memilih tes performa pengendalian atau substantif tes saat tanggal sementara. Jika pengedalian internal ditemukan menjadi efektif untuk merespon masalah hanya jika tes relean dengan resiko yang tidak dapat diterima pada kesimpulan auditor dari sampel yang mungkin berbeda dari konklusi yang didapat jika seluruh populasi menjadi subjek pada prosedur audit yang sama.
Tanggapan Pada Resiko Bawaan Yang Signifikan
Resiko bawaan yang signifikan timbul dalam kebayakan audit dan berkisar dari beresiko hasil kesalahan material dari resiko bisnis klien sampai transaksi non rutin atau transaksi komplek sampai resiko penilaian tinggi dari audit. Pertama, auditor harus mengevaluasi efektifitas dari desain pengendalian internal dihubungkan kepada seluruh resiko bawaan signifikan. Kedua, jika banana audit pada pengumpulan bukti dari tes pengendalian sampai mengurangi resiko bawaan signifikan, auditor harus menguji efektifitas operasi dari pengendalian relevan di periode audit sekarang. Ketiga, auditor harus melakukan pengujian substantif yang dapat merespon resiko bawaan signifikan.

Tujuan audit SIA adalah untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut.
  1. Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer,  program, komunikasi, dan data dari akses yang   tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
  2. Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.
  3. Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
  4. Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap
  5. Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
  6. File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.

Referensi:
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/09/21/audit-sistem-informasi-dan-tujuannya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar