ABSTRACT
Bank has an important role in economy, due to the main function of bank as an intermediary institution between the surplus of fund side and the lack of fund side. Bank is one of the financial
institutions trusted by the people
to manage their funds.
The soundness of a bank, therefore, become an important
factor to measure bank’s performance that can be useful for the stakeholders including owners, management of the bank, the public using
the services of the bank,
and
Bank Indonesia as the bank
supervisory authority.
Previous research found that there were relationships among the soundness of banks, managerial discretion, and market response. However, it seems that complementary research according
to this topic is still needed
because there is an area which is not covered yet. The relationships among the soundness of banks, managerial discretion, and market response will be investigated further in term of the possibility of the existence of the soundness
of banks impact
towards market response
(either directly
or indirectly through the existence
of managerial discretion). Further, this research use path analysis as
the pattern of data analysis.
Eight financial ratios were used in this research.
The results show only Classified Earnings Assets to Earnings
Assets and managerial discretion (Discretionary Accruals) has a direct impact towards market response
(Earnings Response
Coefficients). An indirect impact of banks soundness towards market response only occurred
in a relationship between Capital Adequacy
Ratio (CAR), Established Allowance to Compulsory Allowance
(EALL to CALL), and Return
on Equity (ROE) with Earnings Response
Coefficients partially.
Keywords: CAELS Ratios, Discretionary Accruals, Earnings Response Coefficients, Path Analysis
Judul
MARKET RESPONSE WITH RESPECT TO THE SOUNDNESS OF BANKS AND MANAGERIAL DISCRETION: AN EMPIRICAL
INVESTIGATION OF INDONESIAN BANKING SECTOR
Paramita Raditya, Putri Basuki ( Universitas
Airlangga )
Jurnal SNA 15 yang diselenggarakan tanggal 20-23
September 2012 di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Analisis
1.1 Masalah yang dibahas
1. Apakah
rasio modal (capital adequacy ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan
koefisien respon laba?
2. Apakah
setiap rasio kualitas aset (dalam hal classified earning
assets to earning assets ratio, dan established allowance for earning assets
losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio)
berpengaruh terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
3. Apakah
setiap rasio laba (dalam hal return on asset, return on equity,
and operating ratio) berdampak terhadap akrual diskresioner dan
koefisien respon laba?
4. Apakah
rasio likuiditas (dalam hal loan to deposits ratio)
berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
5. Apakah
rasio sensitivitas terhadap risiko pasar (interest sensitivity
ratio)
berdampak terhadap akrual diskresioner dan koefisien respon laba?
6. Apakah
akrual diskresioner berdampak terhadap koefisien respon laba?
7. Apakah
masing-masing rasio CAELS (capital adequency ratio, classified
earning assets to earning assets ratio, established allowance for earning
assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio, return
on asset, return on equity, operating ratio, loan to deposits)
berdampak terhadap koefisien respon laba melalui akrual diskresioner?
1.2 Objek penelitian
a. Populasi
dan Sampling
Populasi
dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk tahun 2005-2008. Dengan kriteria sebagai berikut, sasaran
populasi yang dapat dipertimbangkan:
1.
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2004 sampai 2008.
2.
Perusahaan memiliki data lengkap sesuai kebutuhan.
3.
Perusahaan tidak melaksanakan merger atau aksi
korporasi lainnya.
Berdasarkan
kriteria di atas, maka dihasilkan 17 perusahaan perbankan yang termasuk ke
dalam kriteria, dan ke-17 perusahaan perbankan ini diambil sebagai sampel. Sejak
masa penelitian melalui empat tahun, maka, akan ada 68 pengamatan dalam
penelitian ini. Periode penelitian ditentukan seperti di atas untuk sampai ke
dasar regulasi yang sama sesuai kualitas aset dan peringkat komersial bank.
b. Gambaran
umum bank yang akan dijadikan sampel
Jumlah bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia per Desember 2008 adalah 28 bank. Berdasarkan kriteria
dengan metode sampling maka, bank yang termasuk kriteria untuk dijadikan sampel
berjumlah 17 bank. 17 bank tersebut tersaji dalam tabel 1:
Tabel 1: Daftar Sampel
No.
|
Nama Bank
|
Kode
|
1.
|
Bank
Bumiputera
|
BABP
|
2.
|
Bank Central
Asia
|
BBCA
|
3.
|
Bank Danamon
|
BDMN
|
4.
|
Bank Eksekutif
Internasional
|
BEKS
|
5.
|
Bank
Internasional Indonesia
|
BNII
|
6.
|
Bank Kesawan
|
BKSW
|
7.
|
Bank Mandiri
|
BMRI
|
8.
|
Bank Mayapada
|
MAYA
|
9.
|
Bank Mega
|
MEGA
|
10.
|
Bank Nasional Indonesia
|
BBNI
|
11.
|
Bank OCBC NISP
|
NISP
|
12.
|
Bank Nusantara
Parahyangan
|
BBNP
|
13.
|
Bank Permata
|
BNLI
|
14.
|
Bank Pan
Indonesia
|
PNBN
|
15.
|
Bank Rakyat
Indonesia
|
BBRI
|
16.
|
Bank Swadesi
|
BSWD
|
17.
|
Bank Victoria
Internasional
|
BVIC
|
Source: Appendix
1.3 Variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah respon
pasar yang sedang diukur menggunakan Koefisien
Respon Laba (ERC). Untuk menghitung ERC, penelitian ini mengacu pada
Kartikasari dan Setiawan (2008) yang menggunakan Firm Specific Coefficient Methodology
(FSCM) pendekatan model pasar-harian yang disesuaikan. Dengan model itu, ERC
jelas menggambarkan beta regresi antara Cumulative abnormal return (CAR) dan Unexpected
Earnings (UE). Karena penelitian ini menggunakan studi peristiwa dalam pengumuman
laba melalui penerbitan laporan keuangan tahunan, maka, jendela acara perlu
ditentukan. Penelitian ini menggunakan 11 hari sebagai jendela acara, dengan
demikian, CAR akan menjadi hasil abnormal return kumulatif dari t-5 hari sampai
t + 5 sejak tanggal penerbitan laporan keuangan tahunan. Menurut model
pasar-harian yang disesuaikan, perhitungan keuntungan yang diharapkan adalah
sama dengan perhitungan pengembalian pasar. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah indikator tingkat kesehatan bank yang diukur dengan rasio CAELS. Untuk
memilih dan menghitung rasio ini, penelitian ini mengacu pada Surat Edaran
Nomor 6/23 / DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang rating bank komersial dan
Setiawati dan Na'im (2001).
1.4 Data
a.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder dari sumber-sumber berikut:
1. Dalam
menghitung rasio CAELS dan akrual diskresioner, laporan keuangan masing-masing
perusahaan yang digunakan.
2. Dalam
menghitung ERC, harga penutupan saham masing-masing perusahaan, indeks
komposit, dan tanggal penerbitan laporan keuangan perusahaan yang digunakan.
Semua
data yang dikumpulkan dari direktori Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia
(BEI), dan website masing-masing perusahaan. Data dikumpulkan dengan membuat
kutipan dan menduplikasi kembali data dari sumber-sumber termasuk peraturan
Bank Indonesia, gambaran umum bank dan laporan keuangan bank.
b.
Berdasarkan penjelasan di atas,
hipotesis penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
H1:
Rasio Modal (capital adequacy ratio) memiliki dampak terhadap akrual
diskresioner.
H2a:
Asset quality ratio/rasio kualitas aset (classified earning assets to earning
assets ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H2b:
Asset quality ratio/rasio kualitas aset (established allowance for earning
assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio) memiliki
dampak terhadap akrual diskresioner.
H3a: Earnings
ratio/rasio laba (return on asset) berpengaruh terhadap
akrual diskresioner.
H3b: Earnings
ratio/Rasio
laba (return on equity) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner. H3c:
Earning ratio/rasio laba (operating ratio) memiliki dampak terhadap akrual
diskresioner.
H4:
Liquidity ratio/rasio likuiditas (loan to deposits ratio) memiliki dampak
terhadap akrual diskresioner.
H5:
Sensitivity to market risk ratio/rasio terhadap sensitivitas risiko pasar
(interest sensitivity ratio) memiliki dampak terhadap akrual diskresioner.
H6:
Rasio Modal (capital adequacy ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon
laba.
H7a: Asset
quality ratio/rasio kualitas aset (classified earning assets to earning assets
ratio) memiliki dampak terhadap
koefisien respon laba.
H7b:
Asset quality ratio/rasio kualitas aset (established allowance for earning
assets losses to compulsory allowance for earning assets losses ratio) memiliki
dampak terhadap koefisien respon laba.
H8a: Earnings
ratio/rasio laba (return on asset) berpengaruh terhadap
koefisien respon laba.
H8b: Earnings
ratio/rasio laba (return on equity) memiliki dampak
terhadap koefisien respon laba.
H8c: Earnings
ratio/rasio laba (operating ratio) memiliki dampak
terhadap koefisien respon laba.
H9:
Liquidity ratio/rasio likuiditas (loan to deposits ratio) terhadap koefisien
respon laba.
H10:
Sensitivity to market risk ratio/rasio terhadap sensitivitas risiko pasar
(interest sensitivity ratio) memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H11:
Akrual diskresioner memiliki dampak terhadap koefisien respon laba.
H12a:
Capital adequacy ratio memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui
keberadaan akrual diskresioner.
H12b:
Classified earning assets to earning assets ratio memiliki dampak terhadap
koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12c:
Established allowance for earning assets losses to compulsory allowance for
earning assets losses ratio memiliki dampak terhadap koefisien respon laba
melalui keberadaan akrual diskresioner.
H12d:
Return on asset berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan
akrual diskresioner.
H12e:
Return on equity berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan
akrual diskresioner.
H12f:
Operating rasio berdampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan
akrual diskresioner.
H12g:
Loan to deposit ratio berpengaruh terhadap koefisien respon laba melalui
keberadaan akrual diskresioner.
H12h:
rasio sensitivitas bunga memiliki dampak terhadap koefisien respon laba melalui
keberadaan akrual diskresioner.
1.5 Tabel Operasional
a. Perhitungan
Koefisien respon laba (ERC)
Variabel
|
Indikator
|
1. Perhitungan CAR
Cumulative abnormal return adalah
perbedaan kumulatif pengembalian aktual dengan return yang diharapkan
(pengembalian pasar) selama event window. Dengan demikian, perhitungan adalah
sebagai berikut:
|
Actual
Return
Expected
Return
Abnormal
Return
|
2. Perhitungan UE
Penghasilan tak terduga adalah
perbedaan antara laba aktual dengan laba yang diharapkan. Dengan asumsi bahwa
investor mengharapkan laba berdasarkan laba pada periode sebelumnya
|
|
3. Perhitungan ERC
Sebagaimana dinyatakan di atas, ERC
adalah koefisien beta regresi antara dan UEi,t
|
Regresi
ERC
Total
akrual terdiri dari bagian non-discretionary dan discretionary, maka, dapat
dinyatakan dalam matematika:
ALLit
= NALLit + DALLit
Dimana:
ALLit = total akrual dari perusahaan i
pada periode t (total allowance for losses on earnings assets)
NALLit = non-discretionary akrual dari
perusahaan i pada periode t (non-discretionary portion of total allowance)
DALLit
= discretionary akrual dari perusahaan i pada periode t (discretionary
portion of total allowance)
Kemudian,
regresi antara total akrual dengan variabel penjelas (sumber risiko)
diperlukan karena NALL tidak dapat langsung diamati (untuk menemukan NALL,
maka, koefisien pasangan dari regresi total akrual dengan variabel penjelas
akan digunakan dalam persamaan
ALLit
= γ0 + γ1COit
+ γ2LOANit
+ γ3NPAit
+ γ4 NPAit+1
+ zit
(zit
= DALLit+ uit)
Sebagaimana dinyatakan, karena NALL
tidak dapat langsung diamati, maka, NALL dihitung dengan menggunakan kedua koefisien
regresi di atas yang dipasangkan, perhitungan matematis sebagai berikut:
NALLit = γ0’ + γ1’COit + γ2’LOANit + γ3’NPAit + γ4’ NPAit+1
Akhirnya, akrual diskresioner hanya
perbedaan antara total akrual dengan akrual non-diskresioner dengan
perhitungan matematis sebagai berikut:
DALLit
= ALLit – NALLit
|
1.6 Analisis
Data
a. Model
analisis
Karena tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara
tingkat kesehatan bank (diwakili oleh rasio CAELS) dan respon pasar (diwakili
oleh koefisien respon laba) baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui
keberadaan manajerial kebijaksanaan dalam menetapkan penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang diwakili oleh akrual diskresioner), maka, analisis jalur
akan digunakan sebagai pola analisis data.
Sebagaimana
dinyatakan sebelumnya, prosedur pertama yang harus dilakukan dalam melakukan
analisis jalur adalah untuk memastikan bahwa asumsi dalam model jalan sudah
dipenuhi. Pada dasarnya, hasil uji asumsi yang sesuai dengan persyaratan, dapat
dilihat dalam lampiran. Setelah selesai dengan uji asumsi, analisis jalur dan
pengujian hipotesis dapat dilakukan.
b.
Pengujian Hipotesis
Ada dua kelompok
hipotesis yang akan diuji dalam bagian ini. Kelompok pertama terdiri dari
hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak langsung dari:
1. Setiap
rasio CAELS terhadap akrual diskresioner (yang disebut hipotesis 1 hipotesis 5)
2. Setiap
rasio CAELS dan akrual diskresioner terhadap koefisien respon laba (yang
disebut hipotesis 6 hipotesis 11)
Kelompok
kedua terdiri dari hipotesis mengenai kemungkinan adanya dampak tidak langsung
dari masing-masing rasio CAELS terhadap koefisien respon laba melalui
keberadaan akrual diskresioner (yang disebut hipotesis 12a untuk hipotesis 12h)
Berdasarkan
ringkasan hasil tentang analisis jalur di atas, maka, hasil uji hipotesis
adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis
dari keberadaan dampak langsung dari masing-masing rasio CAELS terhadap akrual
diskresioner (disebut hipotesis 1 hipotesis 5).
Mengacu
pada tabel 2 di bawah ini, CAR, EALL to CALL, dan ROE diterima karena variabel
masing-masing memiliki nilai signifikansi di bawah α = 5%, sedangkan CEA to EA,
ROA, OR, LDR, dan ISR ditolak karena masing-masing memiliki nilai signifikansi di
atas α = 5%. Ini berarti hanya CAR, EALL to CALL, dan ROE yang memiliki dampak
terhadap akrual diskresioner sementara CEA to EA, ROA, OR, LDR, dan ISR tidak
memiliki dampak
Tabel 2: Hasil Pengujian
(Substruktur Pertama)
Paths
|
Path
Coefficients
|
Significance
Value
|
CAR (X1) àDA (Y)
|
0.308
|
0.001
|
CEA to EA (X2) àDA (Y)
|
0.040
|
0.615
|
EALL to CALL (X3)àDA (Y)
|
0.282
|
0.002
|
ROA (X4) à DA (Y)
|
0.110
|
0.203
|
ROE (X5) àDA (Y)
|
0.513
|
0.000
|
OR (X6) àDA (Y)
|
0.072
|
0.458
|
LDR (X7) àDA (Y)
|
-0.068
|
0.413
|
ISR (X8) àDA (Y)
|
0.023
|
0.783
|
2. Hipotesis
mengenai kemungkinan adanya dampak langsung dari masing-masing CAELS rasio dan
akrual diskresioner terhadap koefisien respon laba (yang disebut hipotesis 6
hipotesis 11).
Tabel 3: Hasil Pengujian (Substruktur Kedua)
Tabel 3: Hasil Pengujian (Substruktur Kedua)
Paths
|
Path Coefficients
|
Significance
Value
|
CAR (X1)àERC (Z)
|
0.150
|
0.238
|
CEA to EA (X2)àERC (Z)
|
-0.271
|
0.012
|
EALL to CALL (X3)àERC (Z)
|
0.132
|
0.288
|
ROA (X4)àERC (Z)
|
-0.106
|
0.359
|
ROE (X5)à ERC (Z)
|
-0.132
|
0.411
|
OR (X6)àERC (Z)
|
-0.125
|
0.333
|
LDR (X7)à ERC (Z)
|
0.139
|
0.214
|
ISR (X8)àERC (Z)
|
0.065
|
0.557
|
DA (Y) àERC (Z)
|
-0.516
|
0.004
|
Mengacu
pada tabel 3, hanya CEA to EA dan DA yang diterima karena masing-masing
memiliki nilai signifikansi di bawah α = 5%, sedangkan CAR, EALL to CALL, ROA,
ROE, OR, LDR, dan ISR ditolak, karena nilai signifikansi masing-masing di atas
α = 5%, maka, itu berarti hanya CEA to EA dan DA yang memiliki dampak terhadap
koefisien respon laba sementara CAR, EALL to CALL, ROA, ROE, OR, LDR, dan ISR tidak
memiliki dampak.
3. Hipotesis
mengenai kemungkinan adanya dampak tidak langsung dari masing-masing rasio
CAELS terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner
(yang disebut hipotesis 12a untuk hipotesis 12h)
Seperti yang dinyatakan sebelumnya untuk
menyelidiki keberadaan dampak tidak langsung antara masing-masing rasio CAELS
terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner,
kemudian, perbandingan antara dampak langsung (ρzixi) dan dampak tidak langsung
(ρyxi x ρziyi) yang diperlukan.
Table 4: The Comparison between
Direct and Indirect Relationship
Variables
|
Direct
relationship (ρzixi)
|
Indirect
relationship
|
(ρyxi x ρziyi )
|
||
CAR (X1)
|
0.150
|
-0.159
|
CEA to EA (X2)
|
-0.271
|
-0.021
|
EALL to CALL
(X3)
|
0.132
|
-0.145
|
ROA (X4)
|
-0.106
|
-0.057
|
ROE (X5)
|
-0.132
|
-0.264
|
OR (X6)
|
-0.125
|
-0.037
|
LDR (X7)
|
0.139
|
0.035
|
ISR (X8)
|
0.065
|
-0.012
|
Mengacu
pada tabel 4, hanya Ho hipotesis 12a, c,
dan e yang ditolak, oleh karena itu, Ha hipotesis yang diterima hanya CAR, EALL
to CALL, dan ROE masing-masing memiliki dampak langsung terhadap koefisien
respon laba yang lebih besar. Karena setiap dampak langsung dari CEA ke EA,
ROA, OR, LDR, dan ISR terhadap ERC lebih besar dari dampak tidak langsung,
maka, Ho hipotesis 12b, d, f, g, h diterima, oleh karena itu, Ha hipotesis
tersebut ditolak. Ini berarti hanya CAR, EALL to CALL, dan ROE yang memiliki
dampak terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner
sedangkan CEA ke EA, ROA, OR, LDR, dan ISR tidak memiliki dampak.
c. Model
Validitas
Seperti
yang dinyatakan sebelumnya, setelah pengujian hipotesis, maka, nyatakan dalam
model validitas.
Dua
indikator model validitas adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil di
atas ringkasan analisis jalur dan mengacu pada lampiran lengkap, maka,
persamaan kedua substruktur adalah sebagai berikut:
Persamaan substruktur pertama:
Y = ρyx1 x1 + ρyx2 x2 +
ρyx3 x3 + ρyx4 x4 + ρyx5 x5 + ρyx6 x6 + ρyx7 x7 + ρyx8 x8+ ρye1
R2 = 0.638 ;
Maka, persamaan
lengkapnya:
Y = 0.308 X1 + 0.040 X2 + 0.282 X3 + 0.110 X4 + 0.513 X5 + 0.072 X6 - 0.068 X7 + 0.023 X8 + 0.602
Persamaan substruktur
kedua:
Z = ρzx1 x1
+ ρzx2 x2 + ρzx3
x3 + ρzx4 x4 + ρzx5 x5
+ ρzx6 x6 + ρz7 x7
+ ρzx8 x8 + ρzy y + ρze2
R2 = 0.373 ;
Maka, persamaan
lengkapnya:
Z = 0.150 X1
- 0.271 X2 + 0.132 X3 - 0.106 X4 - 0.132 X5
– 0.125 X6 + 0.139 X7 + 0.065 X8 - 0.516
Y + 0.792
Koefisien determinasi
keseluruhan menunjukkan total varian yang dapat dijelaskan melalui model yang
ditetapkan. Rumus untuk menentukan total varian adalah:
R2m = 1 –
(Pe12xPe22)
Dengan demikian,
koefisien determinasi total dapat dihitung sebagai berikut:
R2m = 1 – (Pe12xPe22)
= 1 – (0.602 2x0.792
2) = 0.773
Koefisien Total nilai
determinasi menginformasikan bahwa total varian yang dapat dijelaskan melalui
model adalah 77,3%. Dengan kata lain, model mengandung 77,3% dari informasi
sedangkan 22,7% dari informasi tersebut adalah variabel lain (yang tidak ada
dalam model) dan error.
2. Teori
pemangkasan (Trimming Theory)
Berdasarkan teori pemangkasan, jalur yang signifikan
menegaskan bahwa model yang didukung oleh data empiris sebagai hasil penelitian
dapat diketahui. Mengacu pada hasil pengujian hipotesis, maka, jalan yang
signifikan merujuk pada masing-masing dampak tidak langsung dari CAR, EALL to
CALL, dan ROE terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual
diskresioner.
1.7 Kesimpulan
1. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya dampak kesehatan bank terhadap
respon pasar (baik secara langsung atau tidak langsung melalui keberadaan
kebijaksanaan manajerial dalam membentuk penyisihan penghapusan aktiva
produktif) menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk tahun 2005-2008 sebagai sampel. Koefisien determinasi total
77,3%; itu berarti menginformasikan bahwa total varian yang dapat dijelaskan
melalui model adalah 77,3%, dan sisanya disebut variabel lain (yang tidak ada
dalam model) dan error.
2. Hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Dampak langsung terhadap akrual
diskresioner:
Hanya Capital Adequacy
Ratio (CAR), Established Allowance for Earnings Asset Losses to Compulsory
Allowance for Earnings Asset Losses (EALL to CALL), dan Return on Equity (ROE)
yang memiliki dampak langsung terhadap akrual diskresioner. Masing-masing dari
mereka memiliki hubungan yang positif dengan akrual diskresioner. Untuk
variabel lain; Classified Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA), Return
on Assets (ROA) dan Operating Ratio (OR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and
Interest Sensitivity Ratio (ISR) tidak mempunyai dampak langsung terhadap
akrual diskresioner.
b.
Dampak langsung terhadap koefisien
respon laba:
Hanya Classified
Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA) dan Discretionary Accruals (DA)
yang memiliki dampak langsung terhadap koefisien respon laba. Masing-masing
dari mereka memiliki hubungan negatif dengan koefisien respon laba. Untuk
variabel lain; Capital Adequacy Ratio (CAR), Established Allowance for Earnings
Asset Losses to Compulsory Allowance for Earnings Asset Losses (EALL to CALL),
Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), and Operating Ratio (OR), Loan
to Deposit Ratio (LDR), dan Interest Sensitivity Ratio (ISR) tidak berdampak
terhadap koefisien respon laba.
c.
Dampak tidak langsung terhadap koefisien
respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner:
Hanya Capital Adequacy Ratio (CAR),
Established Allowance for Earnings Asset Losses to Compulsory Allowance for
Earnings Asset Losses (EALL to CALL), dan Return on Equity (ROE) yang berdampak
langsung terhadap koefisien respon laba melalui keberadaan akrual diskresioner.
Masing-masing dari mereka memiliki hubungan negatif dengan koefisien respon
laba melalui keberadaan akrual diskresioner. Untuk variabel lain; Classified
Earnings Asset to Earnings Assets (CEA to EA), Return on Assets (ROA) and
Operating Ratio (OR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Interest Sensitivity
Ratio (ISR) tidak memiliki dampak langsung terhadap koefisien respon laba
melalui keberadaan akrual diskresioner
1.8 Judul Skripsi
Berdasarkan
analisis jurnal yang telah saya buat maka saya berencana untuk mengambil judul
skripsi dengan tema yang sama tetapi dengan judul yang berbeda. Akrual
discresioner merupakan salah satu rasio yang digunakan pada manajerial
diskresioner. Akrual discresioner adalah salah satu metode yang digunakan
manajemen dalam manajemen laba. Oleh karena itu rencana skripsi yang akan saya
buat akan mengangkat tema mengenai manajemen laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar